Perasaan waktu itu campur aduk, pertama kalinya jalan-jalan sendiri, dengan rute dan destinasi yang belum pernah saya lalui sebelumnya. Hal yang membuat saya semangat tentu pengalaman baru yang akan didapat dan nantinya dapat diceritakan. Rasa ketar-ketir pun ikut merasuk ke dalam diri, takut-takut ketemu banyak orang jahat, ya seperti pengalaman sebelum-sebelumnya, bedanya sekarang sendiri, saya harus berani menghadapi para penipu itu di tanah air saya sendiri, bajingan memang! hahaha
Boat pagi itu terisi penuh, kebanyakan bule Spanyol yang hendak menyebrang dan menuju Senggigi. Berdasarkan hasil pengintaian dan hasil nguping saya sih, sekelompok bule ini berasal dari Barcelona dan mereka teman satu kampus. Gila, cempreng banget ya orang-orang Spanyol ini, kalau ngomong juga mesti nada tinggi. Bule di samping saya kemudian mengobrol dengan salah seorang backpacker lokal, nampaknya dia juga satu geng dengan kawan-kawan di depannya. Ya, saya sih cuma bisa nguping aja, namanya juga traveling sendirian, temennya cuma sama ransel segede bagong ini.
Seru juga ngupingin obrolan mereka, dari yang saya dengar, ternyata mereka baru saja naik Gunung Rinjani! woow.. nampaknya mereka ke Gili Trawangan untuk meluruskan otot-otot setelah beberapa hari harus tegang diterpa trek Gunung Rinjani yang dasyat. Awalnya sih saya biasa aja, udah banyak juga yang naik gunung rinjani, lagian kata teman saya, trek nya masih lebih susah naik gunung semeru, walau saya belum pernah. Tetapi hal yang membuat saya teriak teriak dalam kepala saya yaitu mendengar mereka akan melanjutkan perjalanan ke Sumbawa, dan naik ke Gunung Tambora! woooot!! ga capek ya masnya.. tapi pasti bakal seru banget deh, sempat kepikiran untuk joinan nih masnya, tapi akunya malu. hahaha
Sesampainya di pelabuhan Bangsal, saya langsung saja jalan menuju Pemenang, kira-kira jaraknya 3 sampai 4 KM dari pelabuhan bangsal. Males tengok kiri-kanan takut ditanyain dan dideketin calo calo travel. Setelah berjalan lima menit, dari arah belakang ada bapak-bapak cidomo menawarkan tumpangan, ah saya pikir paling 5000 sampai depan dari pada saya ketinggalan bus di Mataram. Saya satu cidomo dengan dua orang cewe yang keliatannya mbak-mbak Jawa. Ternyata mereka juga mau ke Mataram.
Setelah sampai Pemenang, saya langsung mengikuti kedua cewe tersebut, dan ketika di dalam angkot, dari pada garing saling jaim, ya saya sapa aja mereka. Mereka cerita bahwa mereka dari Malang dan hanya berdua saja liburan ke Gili Trawangan. woow strong juga ya, dari Malang ambil jalur darat sampe lombok dan lanjut ke Gili, berdua aja lagi!
Di tengah perjalanan, saya memasuki hutan yang di sebelah kiri jalan jurang yang sangat dalam, mungkin puluhan hingga ratusan meter dalamnya. Dari jalan tersebut, saya masih bisa melihat Gili Islands dari ketinggian, indah banget pemandangannya. Kemudian lebih masuk ke hutan, jalanan mulai diramaikan oleh penghuninya, ya! monyet-monyet mangkal di pinggir jalan, minta ditabrak! hehe Jalannya sempit banget, tapi mobil tetep ngebut, ga peduli dengan seringnya mobil-mobil gede yang berlalu lalang di arah sebaliknya.
Satu jam lebih kemudian saya sudah sampai di Mataram, kayaknya sih akhir pemberhentian angkot ini di terminal mandalika, bertais. Tapi saya turun di Jalan Pejanggik, tempat penjualan bus Langsung Indah tujuan Bima atau Sape. untung lah langsung berhenti di depan kantornya. kemudian saya langsung beli tiket tujuan Sape seharga 170ribu. haaa baiklah, karena kecepetan, saya harus nunggu 3 jam kedepan!
bukan, sten, yg berkekuatan kuda itu backpacker lokal yg ngobrol sm bule spanyol.. Dia segerombolan anak dr bandung, yg mau ke tambora itu.. ckck
gila juga tuh bule Spanyol, kaki berkekuatan kuda kali yee