Gagal ke Pink Beach

View from Dermaga Loh Liang

Setengah jam Saya dan Ray menunggu di dermaga Loh Liang tapi perahu otok-otok yang kemarin mengantar kami kesini belum datang juga. Rasanya hampir putus asa, jika kami tidak bisa mengejar kapal motor kampung komodo tujuan labuan bajo hari itu, kami pasti tidak bisa pulang ke labuan bajo dan semua rencana kami masing masing akan kacau. Saya pun sempat bertanya dan memelas ke pemilik kapal yang sedang merapat disana mereka bilang kami harus izin ke bule-bule yang menyewa, ketika bertemu dengan bule-bule tersebut, mereka bilang mereka tidak ke labuan bajo karena akan ke Rinca terlebih dahulu, jadi lah kami terluntang-lantung. Akhirnya, kami menghadap guide treking kami, dia bilang dia bisa mengantar kami ke kampung komodo. Setelah itu, kami langsung ditawari dengan kapal motornya, seharga enam puluh ribu rupiah untuk dua orang. Tentu, saya harus bernego terlebih dahulu dan dapat lah harga empat puluh ribu untuk berdua.

Kemudian kami diajak ke pantai tempat mereka parkir kapal otok-otoknya itu. Ternyata, karena pantainya sedang surut, jadi mereka memarkirkannya di tengah. Nah saya kira nahkoda nya akan berenang ke tengah untuk mengambil kapalnya, karena ditarik pun tidak mungkin, kapalnya cukup besar, wah niat banget kalau sampai berenang atau basah-basahan di air. Ternyata, dia sudah menyiapkan gabus super besar, berguna sebagai sampan menuju kapal tersebut. Ya ampun… yang namanya gabus kan tidak stabil, mudah saya membalikkan penumpangnya, untungnya kapten kapal ini sudah mahir, dengan beberapa kali dayung dia bisa sampai ke perahunya tersebut. Kemudian perahu mulai mendekat ke darat, dan saya harus loncat ke atasnya, hup! kalau gagal bisa basah-basahan ke air laut.

Teman saya, Ray, mencoba menawar-nawar untuk diantar ke Pantai Merah, ternyata mas-nya tidak keberatan. Yeah, kesampean juga bisa ke Pink Beach, karena ini yang saya harap bisa saya dapatkan di Pulau Komodo. Perjalanan ke Pink Beach dari Loh Liang mungkin bisa setengah jam. Nah, untuk ke Pink Beach ini, memang tidak bisa dengan berjalan kaki. Awalnya sih saya kira bisa dengan menyusuri pantai, atau mungkin melewati lembah-lembah, ternyata tidak aja jalur untuk menuju pantai merah ini. Biasanya kebanyakan turis, sudah ikut paket, sehingga Pantai Merah sudah termasuk ke dalam tujuan destinasinya.

Setelah melewati tebing tinggi, terlihat lah hamparan pasir berwarna kemerahan yaitu Pantai Merah. Horee… terlihat sudah ada beberapa turis asing yang sedang asik berjemur, bahkan ada juga yang sedang main layangan. haa.. seru banget, tempat ini serasa di The Lost World. Saya tambah senang ketika melihat keadaan bawah lautnya, Oh my God!! bagus bangeeeeeeet… saya bisa melihat terumbu karang yang warna-warni, ada biru, hijau, ungu, ah… terlihat juga kumpulan ikan-ikan kecil. Biasanya yang seperti ini hanya bisa lihat di televisi, tapi kali ini melihat langsung! Sayangnya saya tidak bisa berenang, jadi saya hanya bisa menikmati dari atas perahu, hiks… Kegembiraan saya harus berhenti sampai disitu, karena kapten kapalnya merasa keberatan untuk merapatkan kapalnya ke pantai karena pantai yang sedang surut. Ya memang, para pengunjung pun menggunakan boat kecil yang hanya muat lima orang. Akhirnya kami mengurungkan niat dan merasa sudah cukup dengan hanya melihat dari jauh.

Pink Beach dari kejauhan

Di sekitar Pink Beach itu, ada beberapa kapal pesiar yang sedang beristirahat. Disana, bule-bule pada menyeburkan dirinya ke dalam laut. Mereka menerjunkan dirinya dari tingkat dua kapal tersebut. Melihat mereka hanya bikin iri saja, tapi kalau dipikir-pikir petualangannya saya ini juga cukup adventurer kok.

Setengah jam dari Pantai Merah, saya sudah bisa melihat Kampung Komodo. Dari kejauhan, sudah terlihat rombongan kapal yang sedang bersiap untuk berlayar. Kapten kapal kami bilang, itu kapal yang akan ke Labuan Bajo, kemudian dia langsung menambah kecepatan kapal, suara otok-otok kapal pun semakin gencar menghadang telinga. Tidak sampai lima belas menit, kami sampai di dermaga Kampung Komodo, dengan keahlian baru saya, saya langsung transit ke kapal sebelah dengan sekali loncatan, hup! dari atas kapal itu, saya membayar ongkos perahu motor dari Loh Liang.

Sip, kencangkan sabuk, cari posisi ternyaman, dan mari berangkat ke Labuan Bajo. Dalam waktu empat jam kami akan berjuang di lautan!

Mas-mas yang mendayung gabus sebagai sampan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.