KL Meet Up

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Saat itu saya benar benar geram dengan KTM Komuter dari Batu Cave menuju KL Sentral. Masalahnya kereta sempet berhenti dan memang sih jalannya juga lelet. Hari itu saya punya banyak schedule bertemu beberapa teman. Belum lagi keliling KLCC. Gara-gara kereta komuter itu saya harus membatalkan meet up dengan seorang teman dan tidak menikmati jalan-jalan di KLCC.

Ketidaksabaran tersebut berujung ketika saya memutuskan untuk turun di Stasiun Bank Negara. Dilihat dari peta di Lonely Planet sih jaraknya cukup dekat ke KLCC, namun ketika bertanya ke orang-orang mereka menyarankan untuk naik bus lah, kereta lah, LRT lah, entah lah saya bingung. Ketika melihat peta lagi, nampaknya saya harus naik sekali LRT (Light Rapid Transportation) dari Masjid Jamek menuju KLCC. Baiklah.. saya mulai nanya-nanya ke sekitar bagaimana jalan dari Bank Negara menuju Masjid Jamek. Alhasil, kami harus jalan selama lima belas menit. Tidak capek sih karena saya sambil foto foto bareng Dara.

Ketika sampai Masjid Jamek LRT Station saya kebingungan. Ada banyak pintu masuk dan kondisi saat itu ruame sekali. Maklum lah jam pulang kantor. Selama jalan-jalan sebelumnya saya selalu diajarkan untuk berani bertanya dari pada sesat di jalan dan jalan lebih jauh. Setalah itu, saya dan dara berhasil membeli tiketnya seharga 1,5 RM untuk sekali jalan. Kemudian kami turun ke bawah, dan sesaat kemudian saya baru tau kalau LRT itu semacam subway disana. Wooow… komplit lah saya menikmati seluruh public transportation di KL. Tak perlu jengkel seperti KTM Komuter tadi, LRT ini jalannya super cepet. walaupun ruame banget di dalamnya macam busway pulang kantor namun dalemnya dingin banget. Kemudian keadaannya juga bersih dan teratur, jadi patut dicoba dan alat transportasi yang cocok jika anda kepepet dan ingin buru-buru. Oh iya, saya buru-buru karena ketika turun kereta di Bank Negara, saya sudah ditelpon oleh Chang, seorang teman dekat yang sampai saat itu belum pernah saya temui. Makanya meet up kali ini harus banget ketemu dia. Sudah setahun lebih lamanya saling kenal dan sharing bareng namun belum sempet ketemu.

Cukup dua kali pemberhentian di LRT tersebut akhirnya saya sampai juga di KLCC, dan jika naik ke atasnya saya langsung sampai di KLCC Suria. One stop shopping nya Kuala Lumpur. Baiklah.. hendak putar-putar dulu ni.. Sambil menunggu, saya dan dara putar-putar mall dan tidak lupa berpose di dekat KLCC Park yang ada air mancurnya. Eh, lagi asik foto-foto langsung digepin sama mas-mas. Dia bilang “orang jakarta juga ya?” lah?… ketauan ya noraknya? atau ketangkep omongannya? akhirnya kami jadi saling ngobrol dan tanya-tanya.

Rasanya udah jam setengah delapan namun langit baru mulai gelap. Asik banget ya.. Selanjutnya, saya pun berhasil bertemu dengan teman dekat yang tak pernah bertemu itu, Chang. Finally! bisa liat wajah aslinya, yang selama ini cuma bisa nebak-nebak aja. Ternyata belum tua, masih dalam usia produktif. Pantas saja dihubungin susah banget, nyatanya super sibuk. Jadi teman dekat saya ini bekerja di rumah karena kantor aslinya berada di Beijing. Tak menyangka punya temen super macam ini.

Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, kami pun langsung keliling mencari tempat makan malam. Kita memang sudah mengatur pertemuan ini sejak beberapa bulan yang lalu. Semuanya harus dalam keadaan fuxed date, menyangkut kesibukannya yang luar biasa.

Makan malam pertama di Kuala Lumpur adalah di Madame Kwan’s. Ini adalah salah satu restuarant paling populer dan punya nama di Malaysia. Nah, buat yang ingin nyobain masakan lokalnya, patut dicoba sih Madame Kwan’s ini. Pilihan makan malam saat itu ada macam-macam nasi. Misalnya nasi lemak, atau nasi Bojari. Ya, sesuai rekomendasi dari teman saya itu, saya pilih Nasi Bojari dengan minum cendol. Ya saya tau di Indonesia jg ada cendol, kan ga ada salahnya juga nyobain cendol versi negara sebelah.

Nasi Bojari datang! ternyata aslinya, nasi Bojari itu terdiri dari tiga warna nasi yang rasanya seperti nasi goreng, kemudian ada TIGA POTONG ayam! ada rendang juga, serta ada seafood berupa udang! luar biasa membuat perut saya full! nasinya memang seukuran mangkok, hanya saja lauknya itu bikin keblinger dibuatnya. Untuk cendolnya, saya sangat suka sekali dengan santannya yang kental dan gula merahnya yang tidak terlalu manis. Ya, cukup direkomendasikan lah si nasi bojari ini.

Setalah berkuliner ria dipandu oleh orang malaysia asli. Kemudian saya diajak keliling petronas oleh Chang. Dia pernah bekerja di lantai 70an. Andai dia masih kerja disana, pasti kami bisa dibawa ke lantai 70 tersebut! sayangnya hanya sempat ditunjukkan beberapa spot dan loket pembelian tiket naik ke atas yang sayangnya sedang direnovasi sampai Desember tahun ini. Sial!

Tak hanya disitu. Saya pun diajak keliling-keliling Kuala Lumpur oleh Chang. Dia mengantar saya kemana saja saya mau, yang sayangnya saya sangat bingung mengenai tujuan saya, karena saya hanya ingin ke Batu Cave saat itu. Lucunya, karena teman saya itu lama tinggal di UK, yaitu sekitar 10tahun, dia jadi merasa seperti foreigner di kota dan negaranya sendiri. Bahkan, jalan-jalan di kotanya sendiri aja pake GPS! luar biasa kan? Malam itu saya ditunjukkan KL Tower yang ternyata di lantai paling atasnya ada spinning restaurant, jadi restaurannya berputar 360derajat di atas tower tersebut dan Chang pernah mengajak istrinya berkencan disana, dulu ketika muda. Ah romantis bener nih…

Dari KL Tower saya diajak ke chinatown. Disana hanya menemani Dara membeli oleh-oleh untuk temannya. Untung lah kami bersama Chang, karena dia bisa berbahasa mandarin, bahkan sampai empat jenis bahasa china! Alhasil dari harga yang 40 RM ditawar hingga 15 RM. Tak sampai disitu. Sebelum Chang mengantar kani ke KL Sentral, kami diajak jalan-jalan ke Dataran Merdeka yang disana ada sebuah gedung sultan yang sangat apik! belum lagi kami pun ditunjukkan Old Stasiun KTM Berhad. Semuanya menarik disini, apalagi di kala malam.

Setelah puas foto-foto dan nampaknya jam menunjukkan pukul 11 malam, maka Chang buru-buru mengantar saya ke KL Sentral. Untunglah kereta terakhir ke Putrajaya itu pukul 12 tengah malam. Sayangnya, malam itu memang terasa sangat singkat. Masih belum puas ngobrol-ngobrol dengan teman saya itu, karena pasti kesempatan selanjutnya tidak akan tahu kapan. Dia sibuk, saya pun akan sibuk.  this meet up the best ever meet up that I ever had!

note: thanks a lot chang for the treat in madame kwan’s, thanks a lot for the quick guide, thanks a lot for the time, thanks for every thought and knowledge that you give to me, thanks for every chance that you give to me. finally we’ve met and hope we’ll nearly meet again!




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.