Pemandangan dari Bukit Manyasal
Konon, ada seseorang yang minta diantar ke sebuah puncak di gunung manyasal, dia menaiki ojek yang hanya bertarif lima ribu rupiah saja, perjalanan menuju gunung manyasal tersebut memang rada membuatnya menyesal karena jalannya yang ampun ampunan rusaknya. Seketika dia sampai di bukit tersebut, peluh dan rasa capeknya seketika berubah menjadi senyum manis seindah pemandangan di depannya. Itu lah sekelumit cerita yang cukup menjelaskan kenapa bukit tersebut dinamakan bukit senyum lima ribu.
Saya sih tidak yakin, tapi bingung juga kenapa nama unik itu bisa melekat di tempat tersebut. Sebenarnya, bukit senyum limaribu ini adalah semacam view point untuk melihat Teluk Jailolo dari ketinggian. Dari atas sana kita bisa melihat Gunung Jailolo, Teluk Jailolo, Tanjung Bobo, Pulau Buabua, dan tentunya terlihat juga Pulau Ternate dan Tidore di sebrang sana.
Sekitar tiga kali saya ke Bukit Senyum Limaribu selama saya di Jailolo. Pertama kali ketika baru sampai langsung diajak anak-anak jailolo main kesana. Saya berangkat dari Jailolo sekitar jam 5 sore dan sampai 20 menit kemudian. Jalannya naik turun dan beberapa jalan ada yang ancur tepat di tanjakan. Untung nya sih naik motor (eh untung ga ya?) jadi bisa ngepot sana ngepot sini. Niat awal sih mau melihat sunset, tapi disana bukan tempat yang bagus untuk melihat sunset karena matahari sore akan tertutup Gunung Jailolo. Pertama kali datang ketika sore hari itu saya melihat beberapa burung beterbangan. Salah satunya yang bikin saya takjub adalah burung rangkong atau enggang atau great hornbill. Pertama kali melihat burung tersebut terbang bebas yang biasanya hanya bisa melihatnya di kebun binatang. Burung lainnya yang suka berkeliaran adalah Kakatua Putih, kalau yang satu itu saya sudah puas melihatnya ketika di Sulphurea Hilltop, Pulau Komodo. Katanya sih, waktu terbaik kesini itu pagi hari karena banyak burung keluar cari makan.
Nah, kedua kalinya datang kesini ketika saya bawa turis dari Jakarta. Sore hari dengan langit yang pucat. Rasanya mood memotret sangat ditentukan oleh langit ya. Untungnya sih saya masih ketemu dengan elang yang berkali kali mondar mandir di atas hutan di bawah sana. Nah, baru lah kesempatan yang kedua yaitu tepat sehari setelahnya saya bisa datang kesana pagi-pagi. Huf.. mungkin ya kurang pagi jadi ga ketemu dengan banyak burung, lagi lagi burung elang. Pokoknya burung paling ngehits yang saya temui disana ya burung rangkong itu, habisnya unik.
Selain burung, selama perjalanan menuju tempat ini, kita juga akan banyak menemui anggrek hutan berwarna ungu. Banyak disini dalam arti sebenarnya banyak. Sampai rasa gatel mau metikin dan bawa pulang. hehe
Jadi, kalau ada yang nanya “ada apa di Jailolo?” nah tempat ini sangat bisa direkomendasikan sebagai destinasi wisata utamanya. Jangan bilang pernah ke Jailolo kalau belum kesini. hihi