Cirebon Express: Prolog

Stasiun Cirebon

Stasiun Cirebon

Ketika ditanya “ngapain ke Cirebon?” saya merasa itu adalah pertanyaan tersulit yang pernah diajukan. Setidaknya, yang saya tahu, Cirebon terkenal dengan makanan dan juga peninggalan keratonnya. Berangkat dari rasa penasaran juga, akhirnya saya iseng berencana untuk liburan ke Cirebon.

Cirebon, 16 Februari 2013. Ini adalah hari ulang tahun saya dan saya memutuskan untuk keluar dari suntyknya kota untuk sejenak. Nah, sempat kebingungan mau ke mana. Namun tiba-tiba saja terbersit kata Cirebon dan saya mengajukan ide ini ke teman yang juga super impulsif yaitu Nacile.

Pertama, kami mereservasi tiket kereta Jakarta-Cirebon (Cirebon Express) dua minggu sebelum jalan. Tarif kelas bisnis Gambir-Cirebon yaitu Rp. 90.000.  Untuk tiket baliknya kami berniat untuk impulsif ketika sampai di Cirebon. Masih bingung untuk tek-tok sehari aja atau mau menginap.

Tiket Cirebon Express

Ketika tanggal 14 Februari, kebetulan banget PT. KAI mengadakan promo tiket Valentrain. Unyu banget kan? hehe gak mau kalah dengan budget airline. Akhirnya.. langsung lah saya booking tiket baliknya hanya dengan 50.000rp untuk kelas eksekutif!! sering-sering PT. KAI ngadain promo begini kan asik juga. hehe

Akhirnya, pada hari ulang tahun saya yang ke-22, 16 Februari. Kami (saya dan nacile) meluncur menuju stasiun Gambir dari stasiun Tanjung Barat. Memang saat ini Commuter Line sudah tidak berhenti di stasiun Gambir namun lebih mudah dan cepat dituju dengan commuter line. Turun di stasiun Gondangdia lalu dilanjutkan dengan bus Kopaja nomor 20 tujuan Senen.

Ibarat maskapai yang ada check-in nya, kami yang belum menukarkan tiket juga harus check in dulu (minimal 1 jam sebelum keberangkatan). Kereta bertolak dari stasiun Gambir menuju Cirebon pukul 9.45 dan akan tiba kurang dari pukul 1 siang. Kenapa kami memilih berangkat jam 9 dibanding berangkat pagi buta jam 6? ada cerita lucu dalam pemilihan jam keberangkatan saya dengan Nacile. Jadi begini:

Saya: Cil, kita mau berangkat jam brp? 6 atau 9?

Nacile: …

Saya: jam 9 aja kali ya? biar gak kesiangan

Nacile: iya bener, gue juga mikir begitu.

Saya: Iya, lagian kan gak elit ngejar-ngejar kereta di stasiun. ehehehe

Nacile: AHAHAHAHA ya masa biasa ngejar pesawat di bandara, sekarang ngejar kereta?

Maka, berangkat lah kami dengan kepongahan, yang pada suatu saat di dalam cerita ini juga, akan mendapatkan balasannya.

Goodbye Jakarta

Ketika di kereta, teringat lah saya dengan pengalaman terakhir kali naik kereta, yaitu di Thailand. Membelah setengah dari negara nya dengan kesepian. krik. Berbeda dengan kali ini, saya mempunyai partner jalan. Banyak obrolan dari A hingga Z dan balik lagi ke F. Ditemani dengan untaian garis-garis hijau di luar jendela. Pematang sawah yang tak kunjung putus sepanjang perjalanan.

🙂

Kelas bisnis di kereta Cirebon Express ini ternyata nyaman juga. Terkahir kali naik kelas bisnis di pulau Jawa, tak berAC, namun kini di dalam gerbong bisnis terdapat AC ruangan yang ditempel di atap-atap kereta. Satu gerbong bisa mempunyai tiga hingga empat AC tempel.

Selamat datang di Cirebon

Tepat sesuai jadwal, kereta kami tiba di stasiun Cirebon. Jejeran rel dan peron menunggu kami dengan setia. Akhirnya, pertama kali menginjakkan kaki di Cirebon, ya kalau sebelumnya hanya menumpang lewat pas mudik. Pertama kali turun, kami langsung disambut dengan sengatan matahari yang terang benderang menyala, kota ini katanya memang terkenal dengan panas nya tapi kami tak gentar.

“mau ke mana dulu nih kita?” tanya saya. “gatau kita jalan dulu aja ke depan” jawab nacile.

Ah akhirnya, saya punya teman untuk ditanyai “mau ke mana kita?” ya kalau biasanya, saya nanya dalam hati “mau kemana nih gue?”. Si Nacile juga mempunyai pengalaman bepergian sendirian, sampai-sampai dia pernah nangis di pojokkan jalan di Singapura karena kesepian dan gak tahu mesti ngapain.

———–

bersambung…

3 tanggapan pada “Cirebon Express: Prolog”

  1. buzzerbeezz – Banda Aceh – Saya lelaki berumur 30-an. Penikmat traveling. Postcrosser. Dan Travel Writer (Wanna be)

    Eh.. Febry ulang tahun ya.. Selamat ulang tahun ya Feb.. Traktir kartu pos dong.. *komen (seharusnya) sebulan lalu*

    1. Febry Fawzi – Seattle, WA – Febry is a travel enthusiast that has experience in marketing, content creation and curation, and editorial design. Studied Advertising at the University of Indonesia, with experience in established and startup companies, as well as extensive freelance work. Knowledgeable in digital media, the tourism industry, e-commerce, with a deep appreciation for music across all genres.

      telat!! ga jadi traktir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.