Osaka Castle dan Pertemuan Kembali

Osaka Castle, Japan

Osaka Castle, Japan

Ketika membuka pintu lobi hotel, sudah terlihat senyum manis seorang cewek. “Feburi..” sapa nya dengan senyum makin lebar. Akhirnya saya bisa bertemu lagi dengan Mariko. Menyusul satu lagi wanita cantik yang menyapa saya di JR Shin Imamiya, yaitu Akiko. Dari jauh kami berlari dan hampir saja berpelukan layaknya teletubbies.

Pertemuan kami diawali dari tempat penyewaan sepeda di Ayutthaya, Thailand. Tepat setahun yang lalu, di bulan September 2012, kami sama-sama menggoes sepeda dari stasiun Ayutthaya menuju Wat Mahathat dan beberapa kuil lainnya. Kini mereka sudah ada di depan mata, siap memandu saya keliling kota mereka, Osaka.

best!

Destinasi pertama di Osaka hari itu adalah Osaka Castle. Salah satu Jo atau castle yang paling memukau di Jepang. Berhubung salah satu castle terbesarnya di Himeji sedang ditutup untuk renovasi hingga 2014 nanti, maka castle di Osaka ini menjadi pilihan nomor satu bagi para wisatawan yang datang ke wilayah Kansai.

Berhubung sudah ditemani orang lokal, jadi saya terima jadi semuanya. Tiket day pass metro pun dibeliin, jadi tinggal duduk manis dan didongengi oleh Mariko dan Akiko sepanjang perjalanan. Kami banyak sekali mengobrol, menyambung keseruan setahun yang lalu di Negeri Gajah.

Jadi bagaimana Osaka Castle? Mungkin melihat dan masuk ke dalam Osaka Castle tidak sampai membuat saya terpukau seperti melihat betapa megahnya Forbidden City di Beijing, namun Osaka Castle memang menyimpan arsitektur yang cantik. Koleksi di dalamnya banyak menceritakan sejarah mengenai bangunan itu sendiri, kota Osaka, dan kekaisaran Jepang pada masanya. Ruang adem ber-AC, diorama dan perlengkapan multimedianya pun lengkap. Jadi sebenarnya saya pun bingung mesti berkomentar apa tentang tempat ini. Terihat otentik, namun sudah dilengkapi kecanggihan teknologi Jepang.

Tiket Osaka Castle

Hal yeng menarik mengenai Osaka Castle menurut saya adalah lantai paling atasnya, semacam view point untuk melihat pemandangan kota Osaka 360 derajat. Berhubung di Jepang tidak terlalu banyak gedung tinggi, jadi tak ada yang menghalangi pemandangan sekitar kota Osaka, hingga terlihat perbukitan yang memagari kota ini.

Osaka castle buka setiap hari, dari jam 8.30 hingga 17.00. Untuk tiket masuknya sendiri, starndar biaya masuk museum di Jepang lah, 600 Yen. Mungkin kalau dinominalkan ke rupiah akan terasa mahal, namun kalau melihat berbagai macam koleksi dan sebegitu terawat serta canggihnya media yang digunakan, maka tak ada salahnya menengok sebentar castle cantik ini. Sangat bagus dikunjungi saat musim semi, di saat bunga sakura mewarnai halaman castle.

Pemandangan dari atas osaka Castle

 

untuk informasi lebih lengkap mengenai Osaka Castle, bisa mengakses situs berikut: http://www.osakacastle.net/english/museum/

-6.211544106.845172

7 tanggapan pada “Osaka Castle dan Pertemuan Kembali”

  1. Pingback: Jantung Kehidupan Osaka di Umeda | TRIP TO TRIP

  2. Pingback: Berburu Okonomiyaki, Takoyako, dan Hiroshimayaki | TRIP TO TRIP

  3. Pingback: Matsumoto Si Kota Kastil | TRIP TO TRIP

    1. Febry Fawzi – Seattle, WA – Febry is a travel enthusiast that has experience in marketing, content creation and curation, and editorial design. Studied Advertising at the University of Indonesia, with experience in established and startup companies, as well as extensive freelance work. Knowledgeable in digital media, the tourism industry, e-commerce, with a deep appreciation for music across all genres.

      hehehe bener!

  4. Danan Wahyu Sumirat – Indonesia – Travel Blogger yang tergoda membuat video narasi bertajuk Jalan2Cuap2. Sekarang lebih sering piknik cantik mengulik hotel dan tempat makan, dibandingkan backpacking ekstrim. Mau tempat makan atau hotel kamu direview dengan foto dan video ciamik? Hubungi saya :D.

    wah kakak ini temennya Miyabi (terperangah kagum)

    1. Febry Fawzi – Seattle, WA – Febry is a travel enthusiast that has experience in marketing, content creation and curation, and editorial design. Studied Advertising at the University of Indonesia, with experience in established and startup companies, as well as extensive freelance work. Knowledgeable in digital media, the tourism industry, e-commerce, with a deep appreciation for music across all genres.

      uhuk jadi maluu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.