Nyaman Bepergian di Jepang? Tunggu Dulu!

Jepang sebenarnya tidak hanya sebatas Tokyo, Kyoto, Osaka, atau Gunung Fuji. Setiap sudutnya memiliki potensinya masing-masing dan sangat menarik untuk dijelajahi. Sayangnya, minimnya informasi berbahasa Inggris cukup menjadi kendala. Belum lagi, kelangkaan transportasi juga kadang bisa ditemui. Nah, berikut ini beberapa cerita singkat mengenai daerah rural Jepang dan bisa memberikan sedikit gambaran sebelum kamu memutuskan untuk menjelajah kota-kota kecil di Jepang.

Jalan kosong, sendirian, hujan-hujan, komplit!

Saya sangat senang ketika ditugasi untuk meliput sekitar Chichibu hanya saja tidak ada panduan lebih lanjut dari kantor saya, mengenai tempat mana yang harus saya liput. Jadi saya benar-benar dibebaskan atau dalam kata lain dilepas di alam liar. Alam liar di sini maksudnya, keganasan huruf-huruf Jepang yang tidak bisa saya baca dan minimnya informasi. Akhirnya, itung-itung observasi, saya malah asal naik bus yang tak tahu tujuan akhirnya.

Ini adalah pertama kalinya saya bepergian ke daerah yang non-turis. Sebelumnya, kunjungan pertama saya ke Jepang, banyak dihabiskan di daerah-daerah turis atau kota besar, misalnya Osaka, Kobe, Koyasan, dan Kyoto. Pelajaran pertama ini lah yang kemudian membuat saya bisa lebih mengenal Jepang.

sepi kan?

Selama observasi di daerah non-turis dan kota kecil semacam Chichibu, saya mendapat banyak sekali fakta-fakta menarik. Mungkin kita sering mengenal Jepang sebagai negara maju, yang penuh kecanggihan teknologi, jaringan transportasi yang kompleks, dan segala kepraktisan namun kini saya dihadapkan dengan fakta lain.

Tidak selamanya kepraktisan dan transportasi yang kompleks tersedia di kota kecil semacam Chichibu. Untuk urusan transportasi lokal seperti bus, ternyata jadwalnya gak karuan. Iya, memang semuanya serba terjadwal, tapi masa bus datang satu jam sekali? malah ada yang dua jam sekali. Alhasil, beberapa kali saya mesti berjalan kaki. Belum lagi jadwal bus yang hanya sampai jam 5 sore, yang mana pada musim dingin, waktu tersebut sudah tidak ada matahari. Tidak terbayang kalau mesti terdampar di suatu daerah minim informasi. Untuk convenience store atau biasa disebut konvini juga terletak di jarak yang jauh, biasanya setiap 3km. Jika kehabisan uang? ATM hanya tersedia di kantor pos dan beberapa konvini.

Nah, di hari kedua saya di Chichibu ini, terjadi lah kesialan. Sebenarnya lebih kepada ketidaksiapan saya, harusnya saya riset tentang tempat ini lebih dalam sehingga saya tidak hilang arah dan tujuan. Selain itu, kalau tahu jadwal transportasi, saya tidak perlu jalan sejauh 5km di tengah hujan rintik di musim dingin. Namun pengalaman ini semua juga memberi kesan tersendiri. Kalau biasanya orang-orang pergi ke Jepang dan hanya bercengkrama dengan kecanggihan kereta-kereta Jepang di kota besar, kini saya bisa berjalan kaki di tengah perkebunan, menghirup dalam-dalam sejuknya udara di sana, dan melihat kegiatan orang lokalnya.
Jadi, jika kamu berminat untuk menjelajah bagian lain dari Jepang, persiapkanlah dulu semuanya matang-matang. Walaupun informasi pariwisata berbahasa Inggris di daerah-daerah non turis sangat jarang, namun setidaknya, kamu bisa mempersiapkan peta, jadwal transportasi yang tersedia, kamus, dan pastikan membawa kartu nama penginapan atau kenalan terdekat.

-6.211544106.845172

12 tanggapan pada “Nyaman Bepergian di Jepang? Tunggu Dulu!”

    1. Febry Fawzi – Seattle, WA – Febry is a travel enthusiast that has experience in marketing, content creation and curation, and editorial design. Studied Advertising at the University of Indonesia, with experience in established and startup companies, as well as extensive freelance work. Knowledgeable in digital media, the tourism industry, e-commerce, with a deep appreciation for music across all genres.

      Monggo.. liburannya jangan cuma di kota gede hahaha

  1. Timothy W Pawiro – I like to watch movies ... I like to listen to music and attend concerts ... I like to hang out with my friends ... I like to eat ... and I like nasi goreng kambing (lamb fried rice)!! Haha :D

    Memang pengalaman seperti itu yg malah sptnya lbh berkesan ya 🙂

  2. Fahmi Anhar – Mantan penyiar yang pindah haluan menjadi pekerja sosial di bidang Corporate Social Responsibility. Travel blogger dan hotel reviewer. Akrab juga dipanggil Fahmi Hiu karena tergabung dalam team #SaveSharks Indonesia. Kerjasama/Partnership email ke: fahmianhar21@gmail.com

    lucky you Feb, gak banyak orang yang punya kesempatan kaya kamu. jadi, mau kaya gimanapun kondisi disana waktu itu, pasti akan membekas di memory sepulangnya dari sana. enrich your life

    1. Febry Fawzi – Seattle, WA – Febry is a travel enthusiast that has experience in marketing, content creation and curation, and editorial design. Studied Advertising at the University of Indonesia, with experience in established and startup companies, as well as extensive freelance work. Knowledgeable in digital media, the tourism industry, e-commerce, with a deep appreciation for music across all genres.

      bener Mi, hihi kalo cuma liburan 5 hari di Jepang pun kayaknya ngapain banget ke tempat ini. Yah namanya perjalanan kalo cuma tidur-makan-ngeliat2 sih sama aja kayak keseharian, kan? 🙂

  3. Avant Garde – Sungai Penuh – Manusia biasa pada umumnya. Seorang suami dari wanita luar biasa. Seorang ayah dari Ni Shaquinna (Nia). Mas-mas kantoran yang (dulu) hobi main ke bangunan bersejarah dan filateli.

    wah…..gak kebayang gimana pedihnya jalan kaki 5km -_-

    1. Febry Fawzi – Seattle, WA – Febry is a travel enthusiast that has experience in marketing, content creation and curation, and editorial design. Studied Advertising at the University of Indonesia, with experience in established and startup companies, as well as extensive freelance work. Knowledgeable in digital media, the tourism industry, e-commerce, with a deep appreciation for music across all genres.

      gak masalah kaki yang capek, tapi masalahnya dinginnya itu huhuhu

      1. Avant Garde – Sungai Penuh – Manusia biasa pada umumnya. Seorang suami dari wanita luar biasa. Seorang ayah dari Ni Shaquinna (Nia). Mas-mas kantoran yang (dulu) hobi main ke bangunan bersejarah dan filateli.

        huhuhuhu

  4. Fathia Rahma – Bogor – Dokter yang masih menyimpan mimpi untuk jadi pengusaha dan penulis | Hobi menulis, suka jalan-jalan, seringkali mengkhayal dan sangat senang makan | Memimpikan keliling dunia bersama suami tercinta | Saat ini sedang menikmati peran utamanya menjadi seorang istri.

    Walaupun sepi tapi asik ya jalan-jalannya. Jarang-jarang nemu jalan sepi kayak gitu di sini 😀

    1. Febry Fawzi – Seattle, WA – Febry is a travel enthusiast that has experience in marketing, content creation and curation, and editorial design. Studied Advertising at the University of Indonesia, with experience in established and startup companies, as well as extensive freelance work. Knowledgeable in digital media, the tourism industry, e-commerce, with a deep appreciation for music across all genres.

      hehe setuju! apalagi habis hujan, kabut tipis turun dari bukit ke lembah-lembah. sedap!!

  5. [Goma] – 41 years old Indonesian guy, currently residing near Brisbane, QLD, Australia |Mechanical Engineer | Cycling and Photo-enthusiast | Casual Blogger|

    Untuk daerah ‘non-turis’ seperti itu, salah satu solusi yang cukup affordable dan menyenangkan adalah dengan menyewa mobil.

    Road trip in Japan is FUN! 😀

    1. Febry Fawzi – Seattle, WA – Febry is a travel enthusiast that has experience in marketing, content creation and curation, and editorial design. Studied Advertising at the University of Indonesia, with experience in established and startup companies, as well as extensive freelance work. Knowledgeable in digital media, the tourism industry, e-commerce, with a deep appreciation for music across all genres.

      benar sekali mas, enaknya menyewa mobil 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.