Terletak di dekat perbatasan India dengan Pakistan, Jaisalmer merupakan sebuah kota kecil yang menjadi pintu masuk bagi turis yang ingin menikmati pengalaman gurun pasir Thar. Meskipun kota kecil, Jaisalmer menawarkan sesuatu yang khas yaitu pemandangan kota emas. Navigasi kota ini cukup mudah, yaitu antara dalam benteng dan luar benteng. Berbeda dengan benteng-benteng lainnya di India, Benteng Jaisalmer ini satu-satunya yang hidup, dalam artian dihuni dan didapati rumah-rumah warga.
Memang ada banyak kota tematik di Provinsi Rajasthan, sayangnya saya hanya bisa mampir ke dua kotanya. Beberapa waktu lalu saya sudah post mengenai si kota biru, kini saatnya saya berbagi tentang si kota emas, Jaisalmer.
Ini suasana di dalam benteng Jaisalmer (Jaisalmer fort). Terlihat suasana yang cukup damai di pagi hari. Meskipun begitu, bisa dilihat bahwa Jaisalmer bagian dalam benteng ini terlihat sangat padat. Seluruh bangunannya setipe, menggunakan batu bata dari padang pasir yang berwarna keemasan.
Waktu itu, saya dijemput dari stasiun kereta Jaisalmer dengan auto-rickshaw. Ajaibnya, meskipun berisi gang-gang sempit, mobilitas di dalam benteng ini masih teratur.
Menuju bagain luar benteng Jaisalmer. Terlihat keramaian pasar yang menjual souvenir untuk para turis. Ada banyak barang antik dan kerajinan tangan khas Jaisalmer & Rajasthan.
Pemandangan kota Jaisalmer di luar benteng. Langit biru telanjang tanpa awan. Kota ini cenderung sepi, mungkin bukan peak season. Kalau tidak salah, mayoritas pekerja di kota ini adalah pada sektor pariwisata. Saat bukan musimnya, para penduduk setempat pindah ke Jodhpur untuk bekerja.
Kehidupan di luar benteng memang cukup sepi. Terlihat Jaisalmer Fort di kejauhan.
Mobilitas di India. Bisa dilihat betapa antusiasnya para penumpang sampai-sampai menaiki bagian atap bus. Yang saya bingung, apakah mereka gak kepanasan? Meskipun saat itu awal musim semi tapi di Jaisalmer, suhu udara bisa sampai 36 derajat celsius. Udara sangat kering dan terik matahari sangat menyengat.
Dalam perjalanan menuju Thar Desert Safari. Kami menempuh jarak perjalanan sekitar 50-70 km. Mendekat ke perbatasan India dan Pakistan. Jalannya kosong dan bisa dilihat sendiri, sekelilingnya hanya tanah tandus . Di kejauhan terlihat kincir angin untuk pembangkit listrik.
Sesampainya di Camp Thar Desert Safari, kami disambut oleh bocah-bocah yang membantu orangtuanya dalam mengoperasikan unta-unta untuk keperluan safari.
Thar Desert Safari dimulai! Hupp… naik ke atas unta yang dipandu oleh bapak-bapak lokal. Mereka membawa kami ke tempat yang sepi dan asik untuk berfoto-foto.
Selfie dulu bole kaka… ngomong-ngomong, ini pertama kalinya saya naik unta. Ternyata sakit pemirsa!! Keras banget dudukannya dan mereka geraknya gak karuan, naik-turun terus.
Kedua partner jalan saya, Andre & Adjuy yang juga baru pertama kali naik unta. Matahari cukup terik waktu itu dan udara sangat kering.
Lagi asik-asiknya santai berjemur di tengah padang pasir, eh dijegat pengamen. Aneh banget sumpah tapi unik. Seorang kakek dan (mungkin) dua orang cucuknya berkeliling padang pasir untuk mencari turis. Si kakek dan si cucuk pria akan bermain musik, sementara si cucuk perempuan menari. Musiknya yang ala-ala Aladin gitu, sangat padang pasir!
Kami di sini berjemur kepanasan sambil hunting foto dan menanti matahari terbenam. Semakin sore, udaranya semakin segar dan cenderung dingin. Udara bisa tiba-tiba berubah begitu saja.
Matahari sudah ingin turun meninggalkan cakrawala. Sayangnya, ketika matahari akan tenggelam, bulatannya tertutup oleh kabut di kejauhan.
Kemudian kami dijemput untuk kembali ke camp. Dari situ, perjalanan selesai dan sayang memang karena kami tidak menginap di padang pasir. Kami memilih untuk kembali ke pusat kota, Jaisalmer.
Nantikan ulasan dan cerita lebih lengkap soal Jaisalmer. Over all, saya mendapatkan pengalaman yang saya inginkan. Buat saya, Jaisalmer adalah kota yang asyik meskipun sepi. Ya.. memang ada satu-dua kejadian yang tak mengenakan, tapi semoga foto-foto ini memotivasi kamu untuk mengeksplorasi kota pelosok India ini.
Pingback: Seberapa Buruk Pengalaman Kamu di India? Ini Pengalaman Saya! – TRIP TO TRIP
Bro waktu itu yang lu pake camel safari nya dr tour apa ya? Minta rekomendasi nya dong, takut ketipu nih nanti thanks bro
Wah sayangnya gue lupa bro.. tapi waktu itu sama sebuah hotel penipu, kita di-sewain mobil dari Hotel Royal Haveli. Mungkin lo bisa cari-cari di blog lain bro.. sorry ya ga bisa bantu banyak.
Oh jd kmrn lu sendiri malah kena tipu ya bro? Kena tipu nya kek gmn bro emang nya?
Oya bro nanya lg dong, lu masih inget ga akun irctc yg kmrn lu pake buat book tiket kereta bro? Soalnya gw butuh bgd book 2 rute lg nih bro sedangkan kuota per akun udh lewat 6 rute per month, mao bikin yg baru lg dr kmrn email gw ga di follow up sama customer care mereka, klo boleh n masih inget, boleh pinjem ga bro? Hehehehehe
Sy penasaran cara buat ke Thar Desert Safari ini, tau2 di jemput. Itu pakai travel organizer, pesen mobil atau gmn ya? Brp ongkosnya?
Hai Dyah, sorry kurang detail ya postingannya hehe iya itu pake tour. Jadi di Jaisalmer ada banyak tur-tur ke desert. Bisa menginap, bisa cuma sehari aja. Ada yang toursty place, ada yang non-touristy.
Biasanya non-touristy lebih murah, iming2 ‘non-touristy’ padahal tempatnya lebih gak decent hehe harganya mulai dari 700 rupee kalau gak salah inget.
Pingback: Jalan-jalan Akhir Pekan di Jogja – TRIP TO TRIP
Nungguin ulasan lengkap jaisalmer… pgn kesini nih thn depan.. semoga bisa terwujud. Aamiin..
Btw msh ada cp thar dessert y? Bagi dong.. mksh kk..
haaa maaf ya mba lama, nanti akan saya update 😀 Kalau CP, saya gak ada. Malah saya kena tipu hehe
Pingback: Jalan-jalan di Jodhpur dalam Sehari (Part 1) | TRIP TO TRIP
aaakk mau naik unta juga
btw Feb, kok gue masih ragu yah mau travel ke India :(( ayo dong di bikin irii gitu disetan-setanin biar ke India
hahaha udah mending jangan ke India, biar foto profile facebook nya gak samaan. #loh
aihhh fotonya cantik bangeeeet, pengen ngerasain naik unta di padang pasir juga nihh
dari pada jauh-jauh ke Guru Sahara hehehe
Buset. Suasana kota di luar gerbang kayaknya sangat panas, kering, gersang, omg. Anak Bandung kayak gue kuat gak yaaa, fufufu
hahaha kalau malem dingin beud sumpah..
Padang gurun sih ya, jadi suhunya ekstrim 🙂
Peluk guling sebelah aja, kak
peluk onta aja gimana kak?
Boleh. Sakkarepmulah, mas..
kayaknya 1 bulan gk cukup buat jelajah india ya feb
engga cukup.. 3 bulan lah.. hahaha tapi kalau bisa sih ga melulu naik kereta mba. skali kali naik pesawat lah, biar cepet
lama 3 bulan bs dipecatlah ahha
ya cuti hamil lah.. hehe
kwkw bisa aja u
Waaaaah perjalanan yang seru dan bikin iri, hehehe..
Aku kok kasihan sama pengamen padang pasir itu ya, hidupnya keras banget untuk mencari nafkah, hiks :'(
hehe iya kasian bgt, itu gurun kan luas ya..
Aduuuuuuh iriiiii abis2an deh….
hehehehe :p