Ketika memutuskan jalan-jalan ke Sri Lanka, saya langsung kepingin untuk naik ke Puncak Adam atau Adam’s Peak atau Sripada. Sebuah situs spiritual dari berbagai kepercayaan yaitu Islam, Kristen, dan Buddha. Untuk bisa mencapai Adam’s Peak, salah satu caranya adalah dengan mendaki dari pintu masuk di Dalhousie.
Dari Kandy, perjalanan ke Dalhousie sebenarnya tidak begitu jauh. Saya berangkat dari Kandy dengan kereta api ke kota Hatton. Perjalanan dengan kereta api di jalur yang indah memakan waktu 3-4 jam. Sepanjang perjalanan Anda akan disuguhkan oleh perbukitan, lembah, sungai, kebun teh, dan rumah-rumah warga. Hampir semua gerbong kereta ini tidak menggunakan AC, jadi setiap gerbong pasti memiliki jendela yang terbuka lebar. Memang tak perlu AC kalau kita bisa menikmati udara dataran tinggi Sri Lanka yang sejuk.
Tiba di Hatton, saya bersama penumpang kereta lainnya yang turun di sini langsung bergegas untuk ke luar stasiun dan naik bus tujuan Dalhousie. Kalau tidak salah, bus jalan setiap 30 menit sekali. Jarak Hatton ke Dalhousie memang tidak begitu jauh, hanya 15 km saja tapi anehnya perjalanan ini memakan waktu 1-2 jam. Saya berasumsi bahwa jalur Hatton-Dalhousie ini memiliki medan yang tak biasa.
Bus dengan mudah terisi penuh dan tanpa menunggu lama, bus butut ini segera meluncur. Saya yang sudah tak sabar ingin melihat pemandangan baru sangat bersemangat. Untungnya saya dapat duduk dan ada banyak turis yang berdiri sepanjang perjalanan. Biaya bus ke Dalhousie ini hanya 75 rupee (kalau tidak salah) dan ada alternatif lainnya yaitu dengan menyewa tuk-tuk dengan tarif 1000 – 1500 rupee.
Bus dengan cepat segera meninggalkan kota Hatton. Pemandangan berganti menjadi lebih hijau. Lucunya, 80% penumpang bus ini adalah turis yang ingin ke Dalhouise dan semuanya dari kereta yang sama dengan yang saya naiki di Kandy. Di luar, kita bisa melihat anak-anak yang baru pulang sekolah berlarian dan menyoraki bus karena berisi banyak turis.
Foto pemandangan sambil pegangan
Semakin jauh meninggalkan Hatton, bus disambut dengan pemandangan bukit dan lembah serta gapura selamat datang di sebuah perkebunan teh. Jalanan semakin menyempit, bahkan bagi saya jalanan waktu itu terlihat seperti hanya satu jalur. Jalanannya juga sepi, jadi mengizinkan bus untuk melaju dengan sangat cepat. Semakin jauh berlari, pemandangan semakin dramatis dan membuat jantung cekot-cekot.
Saya duduk di kursi paling belakang di bus reot ini. Seluruh badan bus bergerak, begitu juga saya. Tak jarang kami semua terhempas ke udara untuk beberapa detik dan badan tertabrak ke dinding bus karena bus harus menukik tajam. Setiap pemandangan yang disajikan membuat saya berdecak kagum sekaligus menahan rasa deg-degan karena jurang yang hanya beberapa centimeter dari badan bus. Supir bus ini benar-benar lincah dan handal.
Miring kan? Diambil dari handphone nih
Sepanjang perjalanan, pemandangan tak melulu perkebunan teh. Ada juga lembah luas yang di bawahnya terdapat banyak danau. Ada juga rumah-rumah warga pemetik daun teh. Tak ketinggalan pabrik-pabrik teh yang bangunannya setipe.
Saya selalu memantau di Google Maps, kapan bus ini sampai. Saya sudah tak sabar ingin turun dari bus ini karena tak kuat dengan rasa deg-degan. Mungkin perjalanan hanya sekitar satu jam tapi bagi saya ini terasa seperti 10 jam! Rute ini menurut saya lebih parah dari pada rute menuju rumah nenek saya di Bruno, Purworejo.
Adam’s Peak sudah terlihat dari Dalhousie
Sebelum sampai di ujung pemberhentian di Dalhouise, saya menekan bel berhenti. Ternyata saya sudah kelewatan beberapa ratus meter dari hotel yang saya booking, Grand Adam’s Peak Hotel.
Untuk perjalanan seindah dan semengerikan itu, rasanya membayar tarif hanya sebesar Rp 7000 sangatlah ‘memuaskan’. Tak perlu lah saya pergi ke Universal Studio atau Dufan.
Nasi Goreng, Teh Sri Lanka, dan Tumis Lentils
Berangkat dari Kandy jam 1, saya tiba di Dalhousie sekitar jam 5 sore. Untungnya belum gelap. Langsung membersihkan diri, makan (karena gak makan siang), dan akhirnya tidur lebih awal (sekitar jam 7). Kenapa? Karena perjalanan ke Adam’s Peak dimulai pukul 2 pagi.
Pingback: Mengejar 'Sunrise' di Adam's Peak – Trip To Trip
Pingback: Jalan-jalan ke Sri Lanka? Ini Persiapannya! – TRIP TO TRIP
Ka Feb, Trekking ke puncak dari hotel ada yang temenin gak atau kasih petunjuk gitu?
Cari temen aja di sana. Kalau petunjuk sih ada. Jalannya bagus kok, tangga rapih dan ada lampunya.
Kira2 kalo solo traveling ksana gmn? Aman kan ni negara? Nginep yg rekomended dmn Feb? Gw mau jalan november thn ini kynya.. Ke bukit adam itu sama 2 tempat lagi, trip 5 hari aja
Saya bisa rekomendasikan kalau Sri Lanka itu cukup aman. Gak ketemu orang rese selama di sana 🙂 byk yg bantuin. Kalo nginep sih, mending cari langsung aja di website2 hotel hehe udah cukup byk penginapan Sri Lanka kok 🙂
Boleh barengan nih ke sana november
Pingback: Mengejar ‘Sunrise’ di Adam’s Peak – TRIP TO TRIP
Penumpang nggak ada yang teriak, “bang pelan dikit bang (bawa mobilnya)” gitu gak Feb?
Ditunggu sambungannya ya.
kagak ada haha semuanya anteng nikmatin kali ya haha
Ampun, serem amat haha
Seru, Feb! Gue bisa ikut merasakan ketegangan sekaligus decak kagum menikmati alamnya.
haha bahkan metromini lewat, Mat! makasih ya udah baca.
Jinja? sugoi! (bahasa campur)
Eh masakan disana mencolok gak sih? Aku pernah coba sop di cambodia, ampunn aneh bro!
Kurang lebih kayak gini https://triptotrip.co/2016/05/22/sarapan-di-sri-lanka/
tapi rasanya mirip dengan masakan Indonesia hehe enak enak aja.
I see. Baru baca yg itu. Hampir sama lah ya 🙂