Lompat ke konten

Seberapa Buruk Pengalaman Kamu di India? Ini Pengalaman Saya!

Kalau ditanya, bagian apa yang tak terlupakan dari India? Jawabannya ternyata bukan soal melihat Taj Mahal atau cantiknya kota Jodhpur di waktu senja. Hal-hal gila yang terjadi atau bisa dibilang juga kesialan adalah pengalaman berharga yang didapat dari bepergian. Kalau soal cantiknya Taj Mahal sih bisa Googling sendiri fotonya dan gak perlu dideskripsikan lagi bagaimana cantiknya. Ada hal seru yang terjadi di trip India saya tahun 2015 lalu yaitu perjalanan dari Ahmedabad ke Mumbai.

Sebelum masuk ke bagian Ahmedabad, rasanya saya perlu menceritakan awal perjalanannya terlebih dahulu. Jadi setelah melihat eksotisme padang pasir di Jaisalmer, kami mesti beranjak pergi ke selatan India. Mumbai adalah tujuan selanjutnya. Di sela-sela waktu yang semakin sempit dengan tanggal kepulangan dan juga “sempitnya kantong” di penghujung trip, kami masuk dalam perangkap gilanya transportasi di India.

Pada hari terakhir di Jaisalmer, saya bersama dua orang teman jalan (Andre & Adjuy) memutuskan kalau kami tidak akan mampir-mampir ke kota lain dan langsung menuju Mumbai. Sayangnya tak ada bus langsung ke Mumbai, ya mungkin waktu itu ada tapi jadwalnya tidak cocok. Akhirnya kami mencari alternatif, selain kami bisa balik ke Jodhpur, kami juga bisa naik bus ke Udaipur atau Ahmadabad. Wah.. Udaipur kayaknya menggoda ya? Tapi kalau mesti mampir ke sana kayaknya capek banget jalan-jalan seharian dengan backpack. Terus pasti butuh duit lagi buat keliling kota dan makan di kota wisata. Akhirnya kami memutuskan naik bus ke Ahmedabad.

Kenapa memilih jalur Jaisalmer – Ahmedabad – Mumbai? Hmm.. coba deh lihat peta. Kalau dilihat, jalur tersebut adalah rute paling rasional. Lagi pula, Ahmedabad adalah kota besar. Ada banyak moda transportasi mulai dari bus, kereta, hingga pesawat ke Mumbai. Meskipun mungkin tak banyak yang bisa dilihat namun justru itulah alasan kami memilih transit di Ahmedabad.

Berhubung sudah kere’, akhirnya kami naik bus non AC dari Jaisalmer menuju Ahmedabad. Dibantu oleh staf Hotel Royal Haveli di Jaisalmer, kami bisa dapat tiket bus dengan harga Rp 50.000/orang. Lama perjalanan sekitar 12 jam, menembus sisi barat India yang dekat dengan perbatasan Pakistan.

Awal-awal perjalanan memang panas karena kami di kawasan gurun namun pas malam udaranya sangat dingin. Oh iya, kami berangkat sekitar jam 5 sore, dapet duduk di kursi paling belakang. Layout bus India emang agak aneh. Ada bagian sleeper di bus kami yang sudah sangat sempit. Pokoknya semua ruang dimanfaatkan deh, jangan sampe ada yang kosong. Bus ini juga berhenti beberapa kali untuk menaik-turunkan penumpang di antah berantah. Meskipun kami sudah punya tiket dengan nomor kursi masing-masing tapi itu tidak menjamin. Ada 5 kursi di belakang yang seharusnya diisi oleh 5 orang namun bisa saja dipaksakan jadi 7 orang. Belum lagi ada sekitar 5 orang di lantai yang duduk atau tiduran. Dua teman saya terpaksa mengangkat kaki atau mengempitkan kaki agar tidak menginjak para penumpang di bawah. Saya sih bisa tidur nyenyak. hahaha (ketawa di atas penderitaan Andre & Adjuy).

Singkat cerita kami tiba di Ahmedabad 1 jam dari waktu perkiraan kami. Sekitar jam 4 pagi sudah diturunkan di Stasiun Ahmedabad. Stasiunnya lumayan besar. Kami luntang lantung di situ. Tak punya akses internet jadi gak bisa cek informasi. So what’s next?

Kami terus memantau jadwal kereta sambil mencoba mengerti. Kemudian melihat orang-orang yang mengantre di loket, kami ikutan. Setelah gilirannya saya di depan loket, saya bilang aja “3 ticket to Mumbai”. Saya gak ngerti petugasnya ngomong apa tapi selalu saya iyakan. Kemudian si petugas memberikan informasi jumlah harga tiket yang harus dibayar.

Petugas: 350 rupee

Saya: *gak pakai mikir, langsung menyodorkan uang*

Petugas loket memberikan kami tiga tiket kereta menuju Mumbai Central. Kemudian saya baru sadar, tiket 350 rupee untuk 3 orang itu murahnya kebangetan. Ini agak mencurigakan. Saya bener-bener bingung mesti gimana. Akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke dalam stasiun dan menunggu di platform kereta yang menuju Mumbai.

Saya: Where is my seat? What is this ticket?

Petugas: That is general ticket. You wait in general coach.

Masih dalam keadaan ngawang. Saya optimis bisa mendapatkan tempat duduk kalau mengantre di paling depan. Alhasil meskipun kereta datangnya masih satu jam lagi, saya sudah berdiri di depan garis tunggu. Yang menunggu tak banyak membuat saya bahagia dan optimis kalau perjalanan nanti akan menyenangkan. Oh iya, menurut google maps, perjalanan dari Ahmedabad ke Mumbai bisa ditempuh sekitar 8 jam. Ya saya bisa lah tahan-tahan. Tapi ternyata semua rasa optimis dan prasangka baik saya sirna..

Hari makin terang, sekitar jam 5.30 pagi peron yang sebelumnya sepi sudah mulai dipadati warga. Makin insecure. Tapi saya gak hilang harapan. Terus menunggu dan berdiri di garis tunggu. Beberapa detik sebelum kereta datang ke peron, warga lokal makin banyak aja kayak mau perang. Yang paling ajaibnya lagi, kepala kereta baru nongol di peron, orang-orang sudah lari, berhamburan, dan meloncat ke kereta tersebut. ASTAGA!! Ini beneran perang ternyata. Saya sampai shock dan lemas. Saya yang nunggu satu jam dari jam 4 pagi dan pas kereta datang, kereta udah penuh sepenuh-penuhnya. Saya bilang ke Adjuy dan Andre kalau kita naik kereta selanjutnya aja, cuma beda 30 menit.

Belajar dari pengalaman, saya bertekad bisa mendapatkan tempat di kereta selanjutnya. 30 menit menunggu dan kini gilirannya saya berperang dengan warga lokal. Kepala kereta sudah nongol di ujung peron. Waktunya bersiap untuk meloncat di kereta yang masih jalan. Sayangnya saya kalah kuat oleh sepak terjang emak-emak dan bapak-bapak di sana. Kami bertiga berhasil masuk ke dalam kereta tapi semua kursi lenyap tak tersisa sepetak pun buat kami bertiga. Bahkan orang yang berdiri pun sudah penuh.

Saya: Kita naik kereta yang selanjutnya aja. Kita keluar!

Adjuy: Kalo kita nunggu terus, kapan nyampenya?!! *dengan nada gak santai*

Saya langsung gondok dan terus maju ke depan. Untungnya ada spot kosong di kursi atas. Sementara dua teman saya tidak nemu dan memutuskan untuk berdiri di belakang. Karena ceritanya ngambek abis disewotin Adjuy, saya duduk dengan posisi zen dan merasa menang karena dapet duduk. Tapi lama kelamaan rasanya sedih juga. Akhirnya saya menengok ke belakang dan mereka bener-bener mojok di belakang. Berdiri di depan pintu toilet yang gak ada penutupnya. Wanjir!!

Sumber: indiatimes.com
sumber: quora

Ok, saya jelaskan terlebih dahulu kenapa saya bilang ini malapetaka:

  • Pertama, semua kursi di sini hanya kayu tak berlapis busa.
  • Berhubung ini tiket termurah, tidak ada nomor kursi, jadi rebutan.
  • Gak ada nomor kursi berarti semuanya tumpah ruah.
  • Ada 5 orang duduk di kursi bawah dan 4 orang di kursi atas
  • Saya duduk di kursi atas yang berarti ruangnya pendek, jadi leher mesti nunduk selama perjalanan. Kaki gak bisa ke bawah soalnya di bawah ada orang. Kaki mesti ditekuk atau luruskan ke depan.
  • Perjalanan memakan waktu sekitar 11 jam!

Lebih jelasnya lihat video ini:

Sementara itu dua teman saya menceritakan bahwa mereka sempat berdiri di dalam toilet. Yes.. TOILET! Di sana bareng gembel dan orang tua yang penyakitan. Tak jarang ludah atau riak terbang melewati depan muka mereka.

Tak ketinggalan ada juga pengamen waria dengan sari warna-warni dan dandanan menor yang kerjaannya malakin para penumpang. Berhubung saya benar-benar gak punya duit sama sekali, alhasil saya gak ngasih dan sempet takut bakal diperkosa.

Meskipun penumpang banyak yang turun di tengah jalan tapi banyak juga yang naik. Jadi kesempatan untuk pindah duduk atau mendapatkan duduk yang lebih lega rasanya mustahil. Barulah 1 jam sebelum tiba di Mumbai, kereta jadi lebih lowong. Saya bersatu kembali dengan Andre dan Adjuy. Melihat tampang mereka yang udah gak fokus, lusuh, dan bengong kecapekan saya jadi kasian dan merasa penderitaan saya yang dapat duduk meskipun kaki ditekuk selama 10 jam ini tak ada apa-apanya.

Untungnya kami tiba di Mumbai Central Station sebelum gelap. Menghirup udara segar setelah hampir setengah hari di kereta yang baunya tak terdeskripsikan, rasanya luar biasa.

Pengalaman kereta barusan benar-benar yang terburuk yang pernah saya alami. Rasanya dari semua keajaiban perjalanan di India, ini yang paling ajaib. Meskipun sebelumnya sempat sial karena mencari hotel ghaib pada jam 2 pagi atau kejar-kejaran dengan kereta, rasanya itu semua bukan apa-apa.


Jadi apa pengalaman terburuk kamu selama jalan-jalan? Boleh diceritain di komentar di bawah.

48 tanggapan pada “Seberapa Buruk Pengalaman Kamu di India? Ini Pengalaman Saya!”

  1. BaliJoyfull – L.O.V.E. God | If God is all you have, you have all you need | I wanna be a better person everyday | change impossible is possible for me | Mummy is my biggest inspiration | STP Nusa-Dua, Bali | Tours and Travel Management

    SUMPAH ini cerita bikin ngakak2 sendiri
    pengalaman yang sangat seru

  2. Pingback: Jalan-jalan ke India? Ini Dia Cerita Backpacking ke Mumbai

  3. Pingback: Jalan-jalan ke India? Ini Dia Cerita Backpacking di Mumbai

  4. mumun indohoy – Indonesia – I really like traveling and all it's attribute. I'd probably try anything, at least for the try. So lets!

    Gilak! Seru banget. Ada banyak hal yang bisa dilihat. Worth once in a lifetime, isn’t it?

  5. Sharon Loh – Indonesian Food and Travel Blogger. Obsessed with cake decorating.

    *langsung googling 350 rupee itu berapa*
    *shock*

    Hahahaha ini epic sih! Sering2 dong ngeblog tentang pengalaman aneh kyk gini, lucu! *senang di atas penderitaan orang*

    Terus agak gagal paham dengan kursi melayang nya ^^’ Menghemat space banget ya

    1. Febry – 🌎

      hahaha ada kok beberapa pengalaman aneh dan ngeselin :p

      Emang lebih seru baca blog kesialan orang ya? haha

      Itu lah.. selama ada ruang, pasti ditempatin, termasuk toilet.

  6. Pingback: 5 Kota Wisata di India Yang Wajib Dikunjungi – TRIP TO TRIP

  7. wah pengalaman traveling nya seru banget!!!!!!!!!!!!!!!! sukak bgt yg kyk uji nyali gitu wkwkkw
    jadi nambah pengin kesana xD
    yap! memang yah terkadang byk yg bilang indonesia jauh lebih nyaman daripda india. dan dari situ saya jadi excited bgt pgn tahu gimana si sebenarnya india itu dan juga adat istiadat yg yg msh kental i think india is unique 😀 btw pp ke india brp kak? untuk backpacker?

  8. Pingback: Panduan Jalan-jalan ke Mumbai – TRIP TO TRIP

  9. dewi – Makassar – Contact: dewi.penyukajalanjalan@gmail.com

    seruuuu pengalaman tak terlupakan tapi pengennya di posisi kamu feb… saya aja paling sebel kalo ada yang meludah dekat saya…gimana kalo nongkrongnya pas di toilet ya… gak kebayang

  10. Pingback: Cerita dari Mumbai – TRIP TO TRIP

  11. Avant Garde – Sungai Penuh – Manusia biasa pada umumnya. Seorang suami dari wanita luar biasa. Seorang ayah dari Ni Shaquinna (Nia). Mas-mas kantoran yang (dulu) hobi main ke bangunan bersejarah dan filateli.

    duduk di bawah bau kaki, duduk di atas bokong pegel haha

  12. Matius Teguh Nugroho – Bandung – Anak laki-laki yang suka kopi, pergi-pergi, dan kereta api. Yuk ngerumpi :D contact: teguh.nugroho8@gmail.com

    Luar biasa banget, Feb! Masih nggak ada apa-apa dibanding perjalanan naik kereta ekonomi Bandung – Jogja yang berdiri tanpa ac ya, wkwkwk.

    Yang hotel gaib udah lo tulis, Feb?

  13. Avant Garde – Sungai Penuh – Manusia biasa pada umumnya. Seorang suami dari wanita luar biasa. Seorang ayah dari Ni Shaquinna (Nia). Mas-mas kantoran yang (dulu) hobi main ke bangunan bersejarah dan filateli.

    eh, itu naik ke kursi atasnya gimana mas? #melongo

  14. Timothy W Pawiro – I like to watch movies ... I like to listen to music and attend concerts ... I like to hang out with my friends ... I like to eat ... and I like nasi goreng kambing (lamb fried rice)!! Haha :D

    Bahahaha ternyata Adjuy bs galak juga ya! 😀

    Gileee, ngeliat di video2 yang sempet di share di Fb aja udah ngeri, pas org2 rebutan naik kereta 😮

  15. ceritariyanti

    Aduh Feb, antara kasihan sm kamu sama mau ngakak… hebat banget sih penderitaan kamu. Abis ngliat yg keren banget di jaisalmer langsung nyungsep gitu… hebatlah bs sukses bertahan yg paling buruk, kalo aku sih minta duit sponsor dr rumah… 😀

    1. Febry – 🌎

      Hahaha tepat sekali mba.. Abis seneng-seneng, eh nemu penderitaan baru. Tapi ini jadi pengalaman banget. Udah ngalamin kereta AC yg bisa selonjoran, ngalamin beli tiket langsung susahnya gimana, ngalamin ketinggalan kereta juga.

      Enaknya sih mba booking pesawat aja langsung dah hahaha sebenernya pesawat juga sekitar 500-800ribu sekali jalan dari Ahmedabad.

  16. Yugo – Yogyakarta – Bagi saya, keindahan itu sederhana. Kota asing di senja dengan langit birunya, serta lampu jalanan yang sudah mulai menyala.

    Itu yang bagian atas kursi beneran atau tempat barang yang dialihfungsikan sebagai tempat duduk? 😀

    Belum pernah ngerasain seekstrim itu, cuma pengalaman serupa pernah dialami naik kereta di Indonesia beberapa tahun lalu. Tanpa tiket, tumpah ruah di lantai. 🙁

    1. Febry – 🌎

      Iya itu beneran dipake buat kursi. Saya duduk di atas situ berempat sama warga lokal haha saya juga pernah ngerasain tiket non tempat duduk di Indonesia, waktu itu dari Semarang ke Jakarta. Tumpah ruah emang. Di India 2x lipat lah orangnya haha

  17. presyl

    Speechless!
    Yaampun feb itu si adjuy dan satu lg masih sadar gitu udah berdiri desek desekan dan sampai ke toilet? Gue rasanya udah pingsan kali kalau gitu 😂😂 parah abis ya transportasinya begitu, tp jadi bersyukur sama kereta di indonesia yg lebih manusiawi

    1. Febry – 🌎

      Gak ngerti lagi deh. Mereka beneran berdiri selama 8-9 jam!! Btw kipas angin gak dinyalain/rusak. Jadi ngandelin angin dari jendela yang terbuka lebar. Suasana di dalem sumpek banget.

      Pengen banget nyerah di tengah jalan tapi takut malah nyasar dan tambah berabe hahaha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.